Batu di saluran kencing merupakan penyakit saluran kencing yang paling sering ditangani bidang urologi di Indonesia. Batu saluran kencing merupakan penyakit yang terjadi akibat berbagai faktor ditambah lagi dengan kondisi negara kita yang berada di daerah tropis.
Penanganan batu ginjal yang membutuhkan tindakan operasi saat ini, salah satunya adalah tindakan minimal invasif dengan mempergunakan teknik percutaneous nephrolithotomy (PC-NL). Percutaneous berarti "melewati kulit" dan nephrolitotomy berarti "mengambil batu dari ginjal". PCNL merupakan salah satu alternatif pilihan terapi operasi minimal invasif untuk batu ginjal berukuran besar lebih dari 2 sentimeter.
Gambaran klinis batu ginjal dapat bervariasi dari tidak ada gejala sampai nyeri yang hebat dan apabila tidak tertangani dapat mengakibatkan batu menjadi besar sehingga dapat berakhir dengan infeksi dan sumbatan drainase air kencing pada ginjal yang dapat mengakibatkan penurunan dan kegagalan fungsi ginjal.
Tindakan pencegahan untuk menyelamatkan penurunan dan kegagalan fungsi ginjal adalah dengan menghilangkan batu ginjal itu sendiri. Tindakan PCNL adalah salah satu alternatif minimal invasif dengan mempergunakan teleskop khusus yang dimasukkan ke dalam ginjal melalui sayatan kecil (1 cm) di pinggang yang dinamakan nephroscope.
Batu dengan ukuran kecil dapat secara mudah langsung diambil, sedangkan batu yang lebih besar harus dihancurkan dengan alat khusus melalui teleskop untuk dapat diambil dari ginjal. Selama proses operasi, teleskop dihubungkan dengan kamera ke layar televisi, sehingga selama proses tindakan PCNL akan tervisualisasi dan termonitor secara langsung oleh seorang ahli urologi.
Tindakan operasi PCNL membutuhkan anastesi umum. Durasi tindakan bervariasi antara 30 menit sampai 2 jam tergantung besarnya batu ginjal. Setelah tindakan PCNL, pada pasien akan terpasang selang drain dan kemungkinan selang ureter. Selang itu berguna untuk memastikan sisa bekuan darah dapat keluar dan membantu proses penyembuhan ginjal setelah operasi. Perawatan setelah tindakan rata-rata 2-3 hari.
Semua tindakan operasi memiliki risiko operasi. Dibandingkan dengan teknik pembedahan terbuka konvensional yang membutuhkan sayatan besar untuk dapat mencapai ginjal dan mengeluarkan batu ginjal, teknik PCNL memiliki risiko lebih kecil.
Tindakan PCNL yang dilakukan oleh spesialis bedah urologi yang sudah terlatih dalam teknik ini ditambah dengan perencanaan praoperasi yang baik, maka risiko tindakan PCNL termasuk risiko rendah untuk terjadinya infeksi, perdarahan yang masif yang membutuhkan transfusi darah (2%), embolisasi (1%), eksplorasi ginjal (0,5%), dan trauma organ sekitar ginjal seperti hati, usus, dan paru-paru.
Pengalaman setelah operasi pada pasien-pasien yang telah mempergunakan teknik ini menunjukkan tingkat nyeri setelah operasi jauh lebih minimal dibandingkan dengan teknik operasi pembedahan terbuka konvensional. Pasien pada umumnya dapat langsung melakukan mobilisasi berjalan 1-2 hari setelah operasi. Setelah itu, pasien dapat kembali ke rumah dan melakukan aktivitas ringan seperti biasa.
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar