--> Skip to main content

follow us

Bipolar Care Indonesia, Komunitas yang Mendukung Penuh untuk Penderita Bipolar

Bipolar disorder atau biasa disebut dengan gangguan bipolar tak dapat dipandang remeh. Masalahnya adalah banyak orang yang masih menganggap hal tersebut sebagai gangguan psikologis biasa. Pada hal jika tidak diatasi dengan benar, penderita gangguan bipolar akan membawa dampak buruk bagi dirinya, seperti kecenderungan bunuh diri misalnya.

Tentunya diperlukan sebuah wadah menaungi para penderita gangguan bipolar untuk memberikan dukungan. Hal inilah yang dilakukan oleh Bipolar Care Indonesia (BCI), sebuah komunitas yang bergerak di bidang kesehatan jiwa untuk memberikan dukungan dan menemani para penderita gangguan bipolar.

Berawal Dari Penderira Bipolar
BCI sendiri sebenarnya masih berumur muda, dengan didirikan pada 27 Mei 2013 oleh 5 penderita bipolar. Karena tiap orang memiliki masalah yang sama, maka mereka sangat cepat akrab dan langsung saling sharing serta mendukung satu sama lain. Saat itu mereka bertemu di sebuah komunitas kesehatan jiwa. Sayangnya karena komunitas tersebut tidak sejalan dengan visi dan misi, akhirnya mereka berlima memutuskan untuk mendirikan komunitas baru yakni Bipolar Care Indonesia. Dalam perjalanannya, 2 dari 5 orang yang ada memisahkan diri karena fokus pada hal lain, sehingga saat ini hanya tinggal 3 saja yang aktif menjadi pengurus asal.

Bagi Anda yang belum mengerti bipolar, maka gangguan ini mempengaruhi mental penderitanya. Orang yang terkena gangguan ini akan mengalami perubahan mood yang cepat berubah atau dramatis. Dari mood yang sangat bahagia (mania) menjadi mood yang sangat sedih (depresi).

Perubahan tersebut dapat berlangsung secara cepat. Hal ini terjadi karena adanya perubahan cepat kadar zat-zat kimia tertentu di dalam otak, dan salah satunya adalah dopamin. Gangguan bipolar memiliki lima siklus episode yang akan berulang, yakni depresi, campuran, eutimik, hipomania dan mania. Masalahnya adalah waktu dari masing-masing gangguan datang tidak pasti, tergantung seberapa baik penanganan pada penderitanya.

Selain itu gangguan bipolar juga dipengaruhi oleh genetika atau faktor keturunan setidaknya 60 hingga 65%. Namun seringnya tidak diturunkan langsung dari orang tua ke anak, tetapi melewati 2 generasi. Yang penting asal cepat ditangani oleh psikiatri, maka pihak keluarga akan mendukung keadaan penderita. Tentunya dukungan pihak lain dalam lingkungan yang sama dalam hal ini komunitas juga dapat membantu penderita selalu be-rada dalam keadaan normal.

Program Rutin
BCI memiliki visi dan misi meningkatkan kesadaran serta kepedulian  masyarakat akan kesehatan jiwa di Indonesia. Untuk mewujudkannya, BCI memiliki beberapa program yang dilakukan secara rutin.

Pertama adalah psikoedukasi, yakni memberikan masyarakat awam informasi seputar dunia kesehatan jiwa. Kedua adalah terapi kelompok yang dikhususkan untuk caregiver dan penderita, dilakukan bersama psikiater dan psikolog. Untuk program kedua ini BCI melakukan kerja sama dengan biro psikologi dan layanan psikolog online untuk membantu penderita yang sedang bersamalah. Ketiga adalah kumpul bareng atau biasa disingkat Kumbar.

Kumbar ini tak hanya dijadikan ajang untuk bertatap muka, berkenalan dan mendengar cerita perjuangan pengobatan sesama penderita gangguan bipolar, tetapi juga saling bertukar informasi. Karena berdasarkan pengalaman, informasinya sangat berharga seperti mengelola stress, makanan pemicu mania dan lainnya. Dan yang penting adalah sharing literatur mengenai gangguan bipolar dimana kebanyakan masih dalam bahasa Inggris dan sulit didapatkan. Dengan kegiatan Kumbar, para anggota komunitas dapat bertukar bacaan dan informasi dengan mudah.

Referensi : www.bipolarcareindonesia.com

You Might Also Like:

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar