Selain dalam hal percintaan, problematika dalam dalam hidup memang sangat beragam. Disini juga kita harus bisa sekuat tenaga berusaha untuk tetap istiqamah, meyakini semua proses suka duka tersebut sebagai sebuah tempat dimana kita bisa belajar dan belajar untuk menjadi lebih baik lagi, dan meyakini bahwa semua itu adalah rencana-Nya yang paling indah. Untuk bisa tetap istiqamah dalam situasi dan kondisi dimana kita tengah di landa permasalahan memang tak mudah. Tapi yakin bisa!
Salah satu diantara caranya yang bisa kita lakukan pertama yaitu; Usahakan untuk tetap berbaik sangka, kemudian meyakini bahwa setiap Tuhan ciptakan sesuatu pasti untuk sesuatu. Kalau senantiasa kita bisa berbaik sangka terlebih tetap tawakal. Maka sesuatu yang Tuhan rahasiakan di balik permasalahanmu itu adalah suatu keindahan yang tentu lebih baik dari yang telah kau rasakan.
Mari kita akhiri pikiran akan hal apapun yang telah membuat kita tak berdaya, dan galau di buatnya. Mari kita sambut masa depan yang lebih baik. Ingat, "Tidak ada masa depan untuk masa lalu"... Kali ini, mari kita tuangkan saja semua kekecewaan, kegalauan kita dalam puisi kekecewaan dan Perpisahan seperti berikut di bawah ini.
Dan Kemudian (Kekecewaan)
Oleh : Iman Zenit
Sayap-sayap di pacu mengepakKetakutanku
Hingga daratan seperti miniatur agung
Sa'at kau senyum di pagiku
Kadang kau senyum di senjaku
Atau hanya alismu yang terangkat?
Bila tatapku sengaja ku jatuhkan
Darimu yang sulit kujelaskan
Senyumu buatku berjuta makna
Dan...!!!!
Kenapa langit harus biru
Kenapa angin sejuk menerpaku
Berjuta kenapa berputar di peningku
Kemudian...!!!!!
Sesalku menggunung
Kecewaku meruah tak terbendung
Aku salahkan waktu
Mengapa kita terlambat bertemu
Mengapa kita tak menyatu
Aku salahkan diriku
Kenapa aku...?????
Kenapa aku selalu berharap tentang cintamu
Walau kau pernah lakukan itu
Memang ku rasa semuanya tak mungkin terjadi
Atau semuanya masih bisa berubah?????
Oleh : Iman Zenit
Dulu ku cari seorang yang akan kudakiJahat
Namun setelah kutemukan
Aku justru berlari jauh
Dan aku berpaling pergi
Keberanianku hilang, sirna dan mati
Ketakutanku hadir dan selalu menghantui
Tak pernah ku rasakan bila hari terus berganti
Bila detik terus berbunyi
Hatiku terasa mati
Jiwa ku serasa sunyi
Meski lelah aku bermimpi
Namun resah selalu menemani
Oleh : Iman Zenit
Tapi ini terjadi dan sakitOn The End
Sakit yang aku rasa
Seakan hanya aku saja yang mengalami
Dan tak ada yang menemani
Sunyi dalam hati, itu yang kualami
Kawan yang hilang.....
Dan kerasa rindu yang mendalam
Mungkinkah ini sebuah kutukan
Untuk aku yang jahat
Yang hianati arti sahabat
Iti ku alami...
Oleh : Iman Zenit
Cinta mengalir bersama sampah-sampahPerpisahan
Berbaur di antara kotor-kotor dan bau busuuk
Nurani terjual di pasar murah
Hina dan ternoda
Duniaku di penuhi dendam
Udaraku di racuni kebencian
Tanahku di taburi nista
Pepohonanku berbunga dusta
Cakrawala di ambang qiamat
Nauzubilah....
Oleh : Iman Zenit
Pnd, 16 Sep' 2004
Titik-titik air matakuAkhiran (24 Oktober 2003)
Mengalir deras tak terbendung
Ketika tangan ini menyentuh kertas
Yang tercoret dalam bentuk puisi
Tahukah kau isi hatiku ???
Sehingga kau begitu tega
Lari dengan pengharapanku
Dengan alasan cinta
Kau pergi tinggalkan aku
Walau untuk cinta
Kau tak pernah mau menyapa
Lewat goresan tinta merah
Kau buat puisi indah untukku
Puisi perpisahan
Oleh : Iman Zenit
Daun kuning menanti berguguran pun akhirnya tak membujukSedih (Pnd, 12-04-2011)
Sedang kasih dan sayang seakan telah luluh lantak,
di injak kuncup, di telan layu
Meronta tinggalkan jejak derita
Untuk si mawar tak sempurna
Lalu angin kehidupan yang terlalu memilih menunggu
Mengibaskan, dan kemudian menjatuhkannya ke tanah ibu pertiwi
Yang tanpa setetes pun dunia ikut menangis
Sedang si mekar tak sempurna tertidur lelap,
tanpa derita menunggu sang Malaikat dengan seribu pertanyaannya
Yang akhirnya si mekar tak sempurna telah binasa tak berdaya
Yang tanpa di kenang ataupun menjadi kenangan
Oleh : Iman Zenit
Aku terdiam di sudut pekatKeresahan
Aku terus senandungkan nada
Walau semuanya hanya terbalaskan sebuah deru yang membisu
Aku terdiam di sudut ruang,
di tengah semesta yang merdup
Aku berharap semua ini segera usai
Walau ku tau akan berahir juga debaran didadaku
Kemudian, aku terdiam di ruang terang
Yang sudah terlalu lama menggelap
Tapi kenapa hati dan keadaan ini masih gelap?
sepekat malam yang menggelapkan mata
dan ahirnya pun hilangkan harapan
Oleh : Iman Zenit
Aku terlahir kembali di pagi iniBila
Merintis kembali sebuah harap yang sempat tertunda
Karena gelapnya malam, yang membuatku terdiam lama
Dalam sebuah angan,
Angan-angan yang selalu mendahului keadaan
Bahkan sampai nyaris kalahkan logika,
yang memang seharusnya tertuang nyata dalam sebuah ikatan
Kini, malamku pun layaknya persidangan
Selalu bergelut dengan rasa yang menggebu
Mungkin tepatnya bukan sebuah persidangan lagi,
karena dasarnya pun tak jelas...
Hanya sebuah dilema dan kebimbangan saja
Tentang benar dan salah, atau pembedaan rasa yang ada
Antara ketulusan atau nafsu belaka.
Oleh : Koernady
Bila aku tahu kau menyimpan lukaSebuah ahiran
Aku tak akan henti-hentikan doa-doa ku
Bila engkau tahu aku menjelma hujan
Mungkin engkau kembali menjadi telaga
Bila aku tahu kau layarkan perahu
Aku akan kirimkan angin yang setia melaju
Dan di cakrawala,
Sama-sama tanggalkan nasib kita
yang menyerang sejak subuh buta
Oleh : Iman Zenit
Sebulan yang telah berlalu,Berpaling (Pnd, 11-01-2005)
ku mencintai dengan setulus hati ini
Kemudian,
Seminggu yang lalu aku ingin memilikimu, walau hanya sehari lamanya
Tiga hari yang lalunya
hati ini sempat bergejolak
sebab aku tak meraih cintamu
Kemudian dua hari yang lalu,
aku merenung tentang cinta yang tak pasti
..dan kemarin aku berfikir kalau tak ada gunanya menunggu cintamu
Dan hari ini aku sadar,
bahwa mencintaimu tak selamanya harus memiliki
Oleh : Iman Zenit
Kala mentari pagi sinari daratan hatiMawar Merah
Tatap mata yang indah,
seakan membuatku terbuai dalam hayal
Dan kala rasa ti terjang gelisah,
seakan mematikan harapan asmara
Saat hari mulai gelap
Saat mata mulai tertutup,
dan susah buatku melihat semua kenyataan yang benar-benar terjadi
dan tertulis dalam kisah cinta yang tertunda
Semua kenyataan tentang cinta
Kau berpaling di atasnya
Kau buatku berjuta makna
Namun rasa sesal meraja,
...Semua berahir dengan hina.
16 Oktober 2003
Saat dalam tatapanmu damai merasuk relung jiwaPamit
Saat menikmati senyummu hilang segala duka lara
Masih terngiang ikrar terucap, saat ku terima mawar merah dari tanganmu
Biarpun seribu kabut menghalang, selamanya ku ingin dekat denganmu
Kini semua tinggal kenangan,
Mawar merah itu tetap mewangi,
selamanya kan abadi....
Kembali ku sentuh mawar kenangan
Tangis mengguncang seluruh tubuhku
Tak ku sangka, itu mawar terakhir
Dari sekian banyak mawar yang pernah kau berikan
Oleh : Iman Zenit
Kemudian kau cium tanganku, "tanda perpisahan", ucapmu...
Aku diam, hanya saja air mataku menyelinap,
membawa tangisku yang membuncah...
Pelan, aku menangisimu kali terahir
dan janurmu melengkung di perempatan jalan dengan yang lain
Lalu,.
Aku perhi ke ujung dunia dengan sampan
Akan ku singgahi bulan, Matahari, dan .....
Tentu saja rumahmu di puncak sana
Di dekat batu hiu itu semakin mendinginkan perasaanku
saat pertama kau bukakan pintu....
Say, ijinkan aku pergi ke ujung dunia dengan sampan
jasad dan kain kafan...
Demikian itulah beberapa Puisi Kekecewaan dan Perpisahan Cinta yang dapat di sajikan pada kesempatan kali ini. Insya Alloh di lain waktu akan di tambahkan lagi. Semoga sobat menyukai satu atau salah satu bahkan seluruh puisi kekecewaan dan perpisahan cinta tersebut di atas. Mohon maaf jika sajian puisi-puisi di atas tidak sebagus seperti yang kalian harapkan. Jangan lupa untuk sobat yang menyukai puisi-puisi tersebut untuk share melalui beberapa media sosial yang ada di bawah ini. Baca juga : Puisi Harapan Cinta