--> Skip to main content

follow us

Kumpulan Puisi Penantian Cinta

Puisi Penantian Cinta - Puisi Penantian Cinta Sejati - Puisi Penantian Kekasih - Puisi Penantian Panjang - Puisi Penantian yang sia sia - Bagi sebagian orang yang sampai saat ini masih menikmati kesendirian tentu dalam benaknya ada rasa ingin, rasa ingin dalam hal ini maksudnya ingin segera keluar dari zona kesendiriannya.

Nah dalam puisi penantian ini salah satunya akan membawa kisah bagaimana seseorang menantikan sosok yang ia dambakan untuk saling menemani, saling melengkapi, dan saling menyayangi satu sama lain.

Selain itu dikisahkan juga seorang yang mengharapkan kembalinya sosok yang telah pergi yang dulu ia cintai. Puisi-puisi penantian yang sangat sederhana ini merupakan beberapa karya dari Iman Zenit. Adapun jika ada kesamaan, kemiripan, mungkin hanya kebetulan saja.

Terlepas dari itu, jika sobat merasa pernah melihat puisi-puisi ini sebelumnya, kami anggap wajar, karena puisi-puisi ini awalnya memang di publikasikan di salah satu media informasi online (web/blog) sekitar tahun 2011 yang lalu. Jadi, jangan heran jika mungkin sobat ada yang pernah melihatnya.

Selain itu kami minta maaf jika sajian puisi penantian ini belum bisa sebagus seperti yang sobat harapkan. Puisi panantian ini hanya sekedar curahan hati Iman Zenit dan beberapa puisi tambahan dari penulis lainnya yang kami kolaborasikan dalam Kumpulan Puisi Penantian Cinta ini.

Dengan di publikasikannya kembali di blog ini kami berharap semoga bisa sedikit banyaknya memberi manfaat bagi sobat para pembaca semuanya. Baik, silahkan simak puisi penantian cinta selengkapnya di bawah ini.

Kumpulan Puisi Penantian Cinta

Penantian
Oleh : Iman Zenit
Aku menunggumu di ujung-ujung waktu
Saat mentari pagi tersenyum
Dan saat mentari petang mengayun
Saat hari di telan sang hitam berganti bulan
Adakah kau sadari?

Ke semua penjuru ku panggil namamu
Bersama angin ku lantunkan nyanyi rindu
Iramaku rintik hujan dan celoteh pengelana
Tiada lelah terus ku mainkan
Adakah kau merasa?

Kini kepak sayapku mulai lelah,
Berharap semua tentang bayangmu
Tentang indah senyummu, dan tatap matamu
Menghentikan pencarianku tentang apapun
Karena yang ku cari ada di dirimu...
Sudikah kiranya???

Menanti
Oleh : Iman Zenit
Temaran lampu meledup, senyap....
Suara angin menyelusup, sunyi .... serasa mati
Aku tertunduk menunggu penuh sangsi
Entah kapan kau datang aku tak tau....
Malam terasa panjang, begitu lambat waktu berjalan

Berat rasa kepalaku ini, dan mataku....
Entah apa yang terjadi pada mata, ini tetesan terbuang tak tersisa
Aku masih tertunduk mengharap detak langkah menghampiriku
Tapi kau tak datang kau biarkan aku menanti sendiri
Tanpa belas kasih....

Sunyi dalam diri (Malam Minggu) Memori 2004.
Oleh : Iman Zenit
Dimalam yang sunyi ini kumenanti dikau dalam keheningan malam
Tiada angin yang menemani ataupun hujan yang menyelimuti
Yang ada hanya kerinduan padamu....

Wahai impianku, selimuti aku di malam ini
Janganlah kau beri aku kutukan
Dalam keheningan malam ini dimanakah engkau?

Tak ada angin yang memberi kabarmu, ku menanti dalam kegelapan ini
Sampai ahir sang surya di keheningan...
Kasihmu ku ukir dalam bilik kerinduan yang tak akan habis oleh apapun dibumi ini

Tunjukkanlah kasihmu yang ku dambakan di kerinduan ini
Engkau pasti mengerti kerinduan ini, yang saat ini aku rasakan
Tunjukkanlah jati dirimu yang sebenarnya

Jangan kau selimuti rasa malumu, yang tak pernah padam dalam keheningan ini

Kesucianmu sangat aku dambakan!
Kau bagai rembulan semerbak di kejauhan nan amat....
Kerinduanku akan dirimu tak akan pernah pudar
Walau cahaya merah menghadang dalam perjalanan, Aku tetap arungi samudra
Kelak masa indah nanti dengan dirimu seorang,
Tak ada yang muna dalam perasaan ini
Hanya angan-angan yang ku rasakan dengan hati yang menanti di relung kehidupan

Nada Rasa (Pangandaran 2004)
Oleh : Iman Zenit
Bias sinar mentari menyinari qalbu
Berjuta kata bersya'ir indah
Gelora jiwa menyentuh nada
Seakan membawa kasih
Tuk menyatu dalam arti cinta

Wahai kasih...

Aluran jiwa menjadi nyata
Berjuta kata yang dulu indah
Cintaku tuangkan di gelas nyata
Tak semestinya cinta tuk di bicarakan
Kuharapkan cinta kasih yang menjadi nyata

Sang Khayal
Oleh : Iman Zenit
Di malam gelap lagi sunyi ku renungkan diri
Sebuah angan dala benak ini
Seakan terlahir mnjadi nyata
Ku tertunduk menunggu penuh sangsi
Nyanyian dalam hati yang terhenti
Karena ulah sang rembulan yang enggan tuk tampakan diri
Sang bintang yang tak mau lagi menemani

Hening.... hening malamku
Sepi..... Sepi hari-hariku
Seakan sirnakan harapan,
Jenuh dalam penantian

Setelah lelah saat menunggu
Tak ada satupun khyalan yang terlahir menjadi sempurna
Tak ada mimpi yang dapat hidup menjadi nyata

Menantimu Kembali
Oleh : Iman Zenit
Tiada lagi kata yang dapat ku ucap selain merindumu
Kau yang sangat berati dalam hidupku
Kii telah pergi, hilang, dan sirna dari tatapanku...

Ku bingkai harapan tuk kekembalianmu
Gak ada yang salah, akulah yang bodoh
Bukan muna, disini, di balik kebencian ini
aku merindumu, membutuhkanmu

Mengharap kembali, kasih sayang yang sempat hilang
Disini, yang kesekian kalinya aku mencintaimu

Bertahun-tahun terpendam, ku simpan dalam-dalam dirimu
Sempat ku coba alihkan mata hatiku, namu tak bisa
Karena kau yang pertama kali mengisi ruang hati
Karena kau cinta pertamaku, namu terpendam
Dan tak pernah tersampaikan

Endapan Rasa Ini
Oleh : Iman Zenit
Cahaya rembulan meredup senyap
Tertutup awan hitam yang menggelapkan
Saat hati tak lagi bernyanyi
Namun mencoba tuk menghibur diri

Suara angin yang menyelusup
menambah kesunyian dalam diri
Lambat sang waktu berganti
Mengendapkan lara dan kerinduan di hati

Rinduku yang menggebu melahirkan sebuah harapan
Namun tak akan ku biarkan keputus asaan
Merajai cinta yang terpendam

Ku ingin suatu saat nanti kau mengetahui
Tentang endapan rasa yang terpendam dalam diri ini

Aku Menunggumu Disini
Oleh : Toni Lesmana (2009)
Taman ini lengang dan temaram
Kata yang geletar dalam dada
Kata-kata telah mencipta taman ini
Tiap kali ku masuki tetap saja asing
Sampai debarmu satu waktu menuntunku
Mengenali setiap lekuk denyut kesunyian

Malam ini aku menunggumu disini
Tanpa bintang ataupun bulan
Menghirup angin kemarau
Di atas bangku yang gigil ku bangkitkan kata-kata
Untuk tulang-tulang yang hampir rontok,
Oleh cuaca, oleh usia...

Lantas pepohonan cahaya bertumbuhan
Rimbun irama menaungi ingatan tentang nafasmu
Yang kini sedang bergegas di perjalanan
Menghidupkan seluruh kebekuan, rasa sepi atau kematian sekalipun
Maka aku tetap menunggumu disini, di antara sajak-sajak yang mulai bergerak
Di jalan-jalan kota ini, Di jalan-jalan darahku


Kumpulan Puisi Penantian Cinta Yang Tulus

Tulus
Oleh : Widia Julianti Irawan
Pada 19 Februari 2012 pukul 13:56
Katakan dengan jujur kalau semua yang kau rasa itu cinta
Katakan juga dengan penuh kasih kalau semua yang kamu rasa itu sebuah ketulusan
dari lubuk hati yang terdalam...
Dan jangan pernah mengatakan apa yang tidak kamu rasakan karena cinta bukan sebuah permainan
Demi kesenangan yang kemudian akan menghancurkan

Dan kini ku nyatakan jika kamu adalah pilihan
jika kamu menghendaki maka katakanlah padaku
kalau kamu juga mencintaiku tulus tanpa mengharap lebih dariku
karna ku tak punya satu lebih untukmu
karena yang kupunya hanya rasa yang sempat hancur porak pranda tak bersisa

Tolong pangeran ku bangun kembali puing-puing di setiap relung raga tak berjiwa
bersisakan cinta yang sempat terabaikan
Cintai ku dari hati bukan hanya kata nurani yg kamu yakini
tapi sungguhpun kamu mengahendaki
aku akan siap menerima rasa yang kamu punya

Penantian
Oleh : Widia Julianti Irawan
Pada 19 Februari 2012 pukul 13:39
Andaikan rasa itu tak pernah ada
Serpihan-serpihan perasaan kerinduan takan mungkin tersiratkan terlukiskan
Goresan demi goresan ungkapan kerinduan tertuangkan dalam secarik kertas bertintakan emas
Sang bidadari mimpi menunggu pangeran datang tuk menghampiri
namun enggan juga dia kembali...

Butir-butir pasir tertiup angin semilir menuju pantai terhadang gelombang
menerjang karang, tak juga jadi halang rintang
menanti sang pangeran tersayang...

Aku Nyata Untuk Di Cinta
Oleh : Widia Julianti Irawan
Pada 21 Februari 2012 pukul 12:26
Mengurai cerita ku dalam kesepian
Menuai kesedihan yang tak dapat lagi ku ungkapkan
Andai aku jadi yang semua orang miliki
Tapi aku hanya bisa bersandar dalam hati tanpa ada yang bisa mengerti
Atas hati yang kini ku miliki
Atas apa aku hidup mendusta
Sampai air mata habis tak bersisa

Resah ku tlah penuhi tiap relung-rerlung yang tak lagi berpalung
Tak jua berhujung tak pula bisa bersama jiwa yang bersisa
Aku hanyalah serpihan karang yang tumbang dalam bimbang
Aku bukanlah laut yang bisa pasang surut
Dan bukan pula ombak yang bisa menerjang semua penghalang

Bisakah serpihan karang itu terbebas lepas ke laut luas sebuah kehidupan
Kehidupan yang selallu mengapitku dengan luka dan Fatamorgana cinta
Aku tak ingin jadi fatamorgana dalam cinta
Tak pula mau jadi lukisan maya sebuah rasa
Aku nyata,Aku ada
Bisakah engkau merengkuhku wahai insan yang slallu aku nantikan

I Miss U
Oleh : Iman Zenit
Tiada henti aku merindukanmu...

Kala sang surya bukakan jendela cahaya sinari jagat raya,
terangi hati gelap gulita, karena aku merindukanmu....

Burung berkicau indah, bangunkan jiwa yang tersiksa
Karena aku merindukanmu....

Mekarnya bunga tebarkan wangi tak henti,
Indahnya langit tersinari sinar pagi, seketika tertiup angin
dan langit seakan membentuk sketsa wajahmu,
Karena aku merindukanmu...

Dengan tekad bulat ku jalani hari baru, walau tanpamu
itupun sellu beriring keresahan hati yang yang tak henti merindukanmu...

Tak lama kujalani dengan cepat, aku tak dapat melupakanmu
Hingga tenggelamnya cahaya hari, semakin jauh dari tatapanku
seakan melambai dan ucapkan "selamat tinggal"

Kaget, kembali menyentuh jiwa
Terang tergantikan gelap menutup kembali hati dan harapan
Untuk bertemu kembali denganmu....

Demikian itulah Kumpulan Puisi Penantian Cinta yang dapat di sajikan pada kesempatan kali ini. Kemudian, dengan tidak mengurangi rasa hormat kami, kepada para pembaca semuanya. Kami berharap bagi sobat yang mungkin ingin mengutip salah satu di antaranya untuk kepentingan apapun dari puisi-puisi penantian ini, mohon untuk ijin kepada pihak Iman Zenit.

Terimakasih kunjungannya. Sekali lagi kami mohon maaf atas segala kekurangan, baik dalam bertutur kata maupun dalam tata cara penyajiannya. Dan tak lupa juga kami sampaikan, bagi sobat yang menyukai puisi penantian ini, silahkan share juga ke teman, sahabat, dan siapapun melalui beberapa media sosial yang ada di bawah artikel ini. Baca juga : Puisi Pernyataan Cinta

You Might Also Like:

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar