Cerita Persahabatan Kodok dan Mujair
Cerita Persahabatan Kodok dan Mujair
Kategori : Dongeng
Oleh : Anonymous
Di sebuah tempat perairan keruh, hiduplah persahabatan antara kodok dan ikan mujaer. Didalam persahabatan mereka yang erat terdapat sifat dan watak yang sangat berbeda, seperti si ikan mujaer ini yang mempunyai sifat semangat, pantang menyerah dan tidak cepat putus asa, dan sikodok ini mempunyai sifat yang cenderung pemalas tetapi ia tahu caranya bersyukur tentang nikmat. Disuatu waktu terjadi dialog diantara mereka :
Siikan mujaer : "hey dok akhir-akhir ini cuaca tidak bagus, apa kamu tidak ada pikiran alangkah baiknya kita terus berenang agar tidak terkena musibah nantinya?", Sikodok menengok dengan santai dan berkata :
"Kenapa kamu selalu tergesa-gesa? Lagian juga kita nyaman disini kan? Tenang aja Tuhan itu adil kok, ga akan tega menyiksa mahluk ciptaan-Nya sendiri, ia pasti memberikan yang terbaik buat kita, ya kalo kita kena musibah mungkin itu yang terbaik untuk kita.. Si ikan mujaer melawan perkataan katak dengan suara yang lebih keras dari pada sebelumnya :
"halaaaah, bilang aja kalo kamu itu males berenang jauh pake ngeles segala, tapi aku salut kekamu kodok kok bisa ya selama ini kamu bisa bertahan di air keruh dan bau ini, tidak pernah mau ikut menjelajah denganku ke tempat yang lebih baik. Mungkin itu yang sampai sekarang juga aku masih ingin bersahabatan sama kamu dok"... kata siikan mujaer dengan perkataan yang semakin melirih.
Sikodok menjawab dengan santai lagi :
"Makanya kamu itu cobalah buat sedikit mensyukuri apa yang ada, jangan selalu tergesa-gesa gitu, yang paling penting itu kita bisa menikmati walau itu sedikit, dari pada banyak tapi tidak tahu caranya untuk menikmatinya".
Mujaer mengelak perkataan sikodok lagi seraya Ia berkata :
"...ahh, tapi Aku ga mau kaya kamu yang pemalas itu, sekarang aku mau berenang kearah selatan, aku menghirup air yang segar dan terdapat bahan makanan yang banyak disana, kamu mau ikut apa ga...?"
Sikodok menjawab : "Mungkin udah ga kehitung berapa kali kamu berpindah-pindah tempat gitu, ya alasanya pasti takut dengan musibah yang datang, padahal kan ga ada apa-apa selama ini, tapi kalo menurut kamu itu yang terbaik buat kamu ya kenapa enggak? Aku sebagai sahabat cuma bisa bilang ati-ati aja..."
Ikan mujaer: "ya udah deh kalo kamu gak mau, nanti kalo cuacanya udah bagus aku kesini lagi kok, kamu juga yang ati-ati ya dok disini..."
Selang beberapa jam setelah Mujaer pergi terjadilah apa yang dikhawatirkan si ikan mujaer itu. Hujan yang lebat disertai angin yang kencang membuat sikodok yang sedang tidur nyenyak terbawa arus oleh air yang keruh itu sampai ke bak kamar mandi dan kodok terbangun dia malah bersyukur karena tempat yang ditempatinya sekarang lebih bersih dan sikodok pun melanjutkan tidurnya.
Tak lama kemudian seseorang ingin memasak air dan menciduk air di bak yang tak mengetahui ada kodok yang sedang tidur nyenyak didalam panci. Awalnya sikodok merasa lebih bersyukur karena ada penghangatan, tidur sikodok pun lebih nyenyak, dan matilah sikodok karena terrebus dalam panci.
Sepulang dari arah selatan, ikan mujaer pun langsung menenemui sikodok. "doook … doook .. dooook …" berteriak mencari sikodok, lalu datanglah sikadal dan berkata : "hey ikan mujaer, aku tadi melihat sikodok yang sedang tidur terbawa arus, aku sempat membangunkannya tapi dia malah bilang : “Nikmatnya hidup ini daaal”...
Siikan mujaer menangis dan berkata dalam hatinya : "dook... kenapa kamu tidak pernah percaya sama sahabatmu ini, aku kan udah pernah bilang sedia payung sebelum hujan, apa bila ada nikmat yang satu pasti ada nikmat kedua dan ketiga yang lebih nikmat, maka dari itu tugas kita untuk mengejarnya terus...
Siikan mujaer pun pergi meninggalkan tempat itu ketempat yang dianggapnya lebih baik, didalam perjalananya ia bertemu ular yang sedang kelaparan, tak ada belas kasihan ular pun langsung mencaplok siikan mujaer... _TAMAT.